Sabtu, 07 Februari 2015

Cara Sederhana menguji KANDUNGAN BORAKS pada Makanan



CARA SEDERHANA MENGUJI KANDUNGAN BORAKS PADA MAKANAN
Oleh
ALEXIUS DATO, ST
APA ITU BORAKS
Bahan tambahan makanan (aditif makanan) digunakan agar makanan tampak lebih menarik dan tahan lama; bahan tersebut dapat sebagai pengawet, pewarna, penyedap rasa dan aroma, anti oksidan, dan lain-lain. Jadi bahan tersebut tidak bernilai gizi, tetapi ditambahkan ke dalam makanan pada pembuatan atau pengangkutan untuk mempengaruhi atau mempertahankan sifat khas makanan tersebut. Beberapa bahan tambahan makanan mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap kesehatan manusia sebagaimana diatur dalam Permenkes Nomor 33 tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Makan  telah mengatur/menetapkan jenis-jenis bahan tambahan makanan yang boleh dan tidak boleh digunakan dalam pengolahan makanan. Salah satu bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan adalah asam borat dan garamnya natrium tetraborat (boraks).
Boraks merupakan garam Natrium Na2B4O7.10H2O yang banyak digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik, pengontrol kecoak dan keramik. Boraks merupakan bahan beracun yang berbahaya bagi manusia, karena bisa diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, usus, atau testis sehingga dosisnya dalam tubuh semakin lama semakin tinggi. Bila dikonsumsi secara terus menerus dapat menyebabkan kanker. Boraks sering disalahgunakan dalam industri pangan. Biasanya ditambahkan pada kerupuk, bakso, lontong dan lain-lain. Masyarakat awam mengenal boraks dengan nama garam Bleng atau Cetitet.
Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak yang mengandung unsur boron, berwarna putih, tidak berbau serta stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks bersifat mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, pH : 9,5. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat. Boraks merupakan bahan beracun dan bahan berbahaya bagi manusia, karena bisa menimbulkan efek racun, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Yang membahayakan, boraks bisa diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, usus atau testis sehingga dosisnya dalam tubuh menjadi tinggi.

Efek farmakologi dan toksisitas senyawa boron dalam boraks merupakan bakterisida lemah. Larutan jenuhnya tidak membunuh Staphylococcus aureus. Oleh karena toksisitas lemah sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengawet pangan. Walaupun demikian, pemakaian berulang atau absorpsi berlebihan dapat mengakibatkan toksik (keracunan). Gejala dapat berupa mual, muntah, diare, suhu tubuh menurun, lemah, sakit kepala, rash erythermatous, bahkan dapat menimbulkan shock. Kematian pada orang dewasa dapat terjadi dalam dosis 15 – 25 gram, sedangkan pada anak dosisi 5 – 6 gram. Bahaya Boraks terhadap kesehatan diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lendir. Efek toksik : Kumulatif selama penggunaan berulang. Pengaruh Borak terhadap kesehatan :
a.         Tanda dan gejala akut : Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b.              Tanda dan gejala kronis
– Nafsu makan menurun

– Gangguan pencernaan
– Gangguan SSP : bingung dan bodoh
– Anemia, rambut rontok dan kanker.
Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Boraks juga sering disalah gunakan dalam pangan. Biasanya ditambahkan pada kerupuk, bakso, lontong, dan lain-lain. Bila boraks sering masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal, bahkan pingsan serta kematian.
Berikut ini terdapat beberapa ciri pangan yang mengandung boraks. Walaupun tidak terlampau khas namun dapat membantu membedakannya dari pangan tanpa boraks.
Ø  Mie Basah yang mengandung boraks :
  • Teksturnya sangat kenyal
  • Biasanya lebih mengkilat, tidak lengket dan tidak cepat putus.
Ø  Bakso mengandung boraks:
  • Teksturnya sangat kenyal
  • Warnanya tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan
Ø  Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks :
  • Teksturnya sangat kenyal
  • Berasa “tajam” semisal sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan memberikan rasa getir
Ø  Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks :
  • Teksturnya sangat renyah
  • Dapat memberikan rasa getir
Sikap dan tindakan konsumen supaya tidak salah memilih produk pangan yang mengandung boraks, konsumen harus lebih selektif. Berhati-hatilah memilih produk pangan yang akan dikonsumsi dengan cara tidak segan-segan menanyakan kepada penjual pangan, apakah produknya menggunakan boraks atau tidak. Waspadai produk tertentu yang sering menggunakan boraks dengan memperhatikan ciri-cirinya.

Selain dengan mengenal ciri-ciri tersebut diatas kandungan boraks pada makanan dapat dilakukan tes sederhana dengan menggunakan air kunyit, hal ini dapat dilakukan karena kunyit mengandung kurkumin sedangkan boraks bersifat basa, dengan demikian jika boraks dicampurkan dengan kurkumin akan menghasilkan senyawa baru yang disebut boro kurkumin yang berwarna merah kecoklatan.

UJI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAHAN MAKANAN
TUJUAN: untuk mengetahui adanya kandungan boraks dalam bahan makanan tertentu.

Alat Bahan:
  • Pisau
  • Sample makanan yang mau di uji (Bakso, mie, kerupuk, keripik, bihun)
  • Pipet tetes
  • Air kunyit
  • Boraks ( garam bleng)
Cara kerja :
  1. Sebelum menguji boraks pada makanan kita lakukan dahulu uji boraks. Caranya: teteskan cairan kunyit pada boraks (garam bleng). Tunggu beberapa saat, maka boraks akan tampak berwarna merah kecoklatan.
  2. Lakukan tes yang sama terhadap pentol bakso. Pengol bakso dilumatkan lalu angin-anginkan sebentar. Tetesi pentol bakso tersebut dengan air kunyit. Biarkan selama kurang lebih lima menit. Amati perubahan warnanya.
  3. Lakukan dengan cara yang sama pada berbagai bahan makanan yang diduga mengandung boraks
  4. Cacat hasil pengamatan pada tabel di bawah dan simpulkan

TABEL HASIL PENGAMATAN TES KANDUNGAN BORAKS
No
NAMA MAKANAN
WARNA
KETERANGAN
1



2



3



4



5



6



7



Tidak ada komentar: